A.
PENGERTIAN
Carsinoma cervix
adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada servix, dimana jaringan itu
tumbuh meluas dan biasanya ganas.
B.
ETIOLOGI
1.
Endogen (berasal dari dalam tubuh)
§ Hormone penunda kehamilan
§
Factor genetic
2.
Eksogenii
Berasal
dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun, adanya rangsang dan pencetus ;
§ Karsinoma kimiawi, contohnya adalah
obat-obatan
§ Fisika, contohnya adalah radiasi
§ Makanan
3. Gaya hidup / adat / kebiasaan
§ Kehidupan seksual (ganti-ganti pasangan,
intercouce)
§ Tidak sirkumcici, adanya hestone yang
bersifat karsinogenik
§ Kawin / senggama pada usia kurang dari 17
th / frekuensi sering
§ Persalinan berulang-ulang / banyak anak
4. Penyakit
Peradangan
Ca. Cervix yang menahun dan higiene yang kurang baik. Contoh adanya peradangan
yang disebabkan oleh;
§
Streptococcus
§
Stapilococcus / etrococcus
§
Neisseria gonorhoe
§
Clamida tracomatis
§
Virus herpes simplex tipe2
§
Human papilona virus / HPV
5.
Lingkungan / geografi / rasial
Adanya
pencemaran lingkungan yang mengandung karsinogen. Di Lebanon wanita muslim
terhindar dari resti Ca. Cervix, wanita Yahudi angka kejadiannya rendah. Di AS
menunjukkan angka kejadiannya tinggi terutama Negro dan lingkungan prostitusi.
Hipotesis
lain angka kejadian tinggi pada wanita muslim yang menikah pada pubertas awal.
Di India biasanya kawin sangat muda angka Ca. Cervix tinggi (terjadi 5-10 tahun
lebih awal).
C. PATOLOGI
1.
Tempat
85%
dari kasus yang terjadidi daerah luar cevix dan 155 terjadi di daerah luar
servix. Ca yang terjadi di daerah luar servix dimulai dari persimpangan dan
perubahan epitel bersisik dan epital kolumnan (daerah / zona perpindahan).
2.
Makroskopik
§
Luka mungkin terjadi;
§
Perlukaan dimulai dari plaque indurasi indurasi
yang pecah
§ Luka Eksofitik seperti pertumbuhan bunga.
§
Luka berbentuk tong, hasil dari distensi
kanaliscervikalis dalam tumor endo servikalis.
3.
Mikroskopik
Histologi
awal perubahanmngkin dilihat dari 10 th sebelum invasive karsinoma menimbulkan
gejala klinik. Pertumbuhan sel ini dimulai dari pertumbuhan sel basal, metosis
yang abnormal, dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang
abnormal, dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormalantara orang adalah berbeda,
status ini dinamakan diplasia. Proporsi dari karsinoma in-situ pertumbuhan
progresif ke infasif adalah sel bersisik di dalam endoservix, 85% dari sel
disebut adeno karsinoma.
D.
TANDA DAN GEJALA
1. Simptoms
§ Serous discharge
§
Perdarahan antar menstruasi / post coitus / di
luar siklus
§
Keputihan
§
Perdarahan sentuh
Pada stadium lanjut maka disertai ;
§ Perdarahan yang banyak, kerusakan pembuluh
darah, anemia, BB turun
§ Bila nekrosis dan terinfeksi, sekret encer
dari vagina berbau busuk
§ Nyeri pelvix
§
Fistel retro vaginal yang terjadi incontinensia
faecal
§ Fistel vesico vaginal terjadi
inkontinensia urin
§ Massa tumor vbila mengisi panggul
2. Sign
a
Klasifikasi yang digunakan sekarang adalah yang
dianjurkan oleh IFGO (International Federation of Obstetrics and Ginecology)
Tingkat 0 : carcinoma in situ
Selaput basal masih utuh : disebut juga carcinoma ekstra epitel
Tingkat 1 : carcinoma terbatas
pada cervix.
Tingkat 1a : carcinoma micro
invasive
Proses telah menembus selaput
basal tapi tidak lebih dari 3mm.
Dari selaput tersebut dan
tidak banyak tempat (papil invasive tak banyak) dan tidak terdapat sel ganas di
pembuluh darah / limfe
Tingkat 1b : Proses masih terbatas pada portio tapi
suhdah terjadi sel tumor ganas yang lebih jauh dari 1a.
Tingkat 1b
,occ : proses tidak nyata secara
klinis tapi secara histopalogic sudah terjadi invasi sel tumor ganas.
Tingkat 2 :
Ca. Menyebar ke 2/3 bagian atas vagina dan pada uterus
Tingkat 2a :
Proses sedah menyebar ke vagina dalam batas 2/3 proximal sedangkan parametrium
masih bebas dari proses.
Tingkat 2b :
Proses sudah meluas sampai parametrium tapi belum masuk dinding panggul.
Tngkat 3 :
Ca. telah menyebar ke dinding pervic1/3 bagian bawah vagina
Tingkat 3a :
proses sudah meluas 1/3 distal vagina proses parametria tidak meluas mencapai
dinding panggul
Tingkat 3b :
proses sudah mencapai dinding pada panggul dan tidak terdapat daerah terbebas
antara portio dan proses pada dinding panggul tersebut.
Tingkat 4 :
Ca. telah menyebar ke organ lain.
Tingkat 4a :
proses telah mencapai mukosa rectum dan atau vu / sudah keluar dari panggul
kecil, metastasis juga belum terjadi
Tingkat 4b : terjadi metastasis jauh.
b
Klisifikasi
TNM
T : Tumor Primer
TIS : Karsinoma in situ (ca. Inpraivafive)
TI : Berbatas tegas pada portio
:perluasan pada korpus uteri tidak menjadi persoalan.
T1a :
Ca. Infasiv yang hanya bisa dipastikan dengan histology
T1b : Secara klinis sudah diketahui
adanya keganasan.
T2 :
Proses sudah keluar dari portio tapi tidak mencapai dinding panggul 1/3 distal
vagina.
T2a :
Parametrium sudah bebas dari proses
T2b :
proses sudah meluas ke parametrium
T3 :
Proses sudah meluas ke 1/3 distal vagina/dinding panggul dan tidak ada daerah
bebas antara dinding panggul dan portio (adanya hidronefrosis/ginjal tidak
berfungsi, oleh status diureter dinyatakan T3 walau proses local masih dalam
batas-batas kurang dari T3)
T4 :
Proses mencapai mukosa rectum / vu / proses sudah keluar dari panggul kecil
(pembesaran uterus saja yang keluar dari panggul kecil tidak dapat dimasukkan
ke T4.
T4a :
Proses mencapai mukosa rectum &/ rectum (dinyatakan secara histologik)
T4b :
Proses sudah keluar dari panggul kecil.
N : Kelenjar limfe dibawah arteri
iliaka komunis
Nx : Tdak mungkin dinyatakan adanya
kelainan pada kelenjar limfe ; Nx menjadi Nx (+) / Nx (-), jika secara
histologi dapat dinyatakan adanya sel tumor ganas / tidak pada kelenjar.
No : Tidak ditemukan kelainan pada
kelenjar limfe dengan cara diagnostik yang ada, teraba masa kelenjar yang tidak
dapat digerakkan pada dinding panggul dan terdapat daerah bebas antara masa
tersebut dengan tumor pada portio.
M : Metastasis jauh
Mo : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh
termasuk kelenjar limfe diatas percabangan arteri iliaka komunis.
c
Pembahian
menurut Broders / Grading
Tingkat 1 :
Bila lebih dari 75% sel-selnya berdeferensiasi baik.
Tingkat 2 :
50-75% sel-selnya berdeferensiasi baik.
Tingkat 3 :
25-50% sel-selnya berdeferensiasi baik
Tingkat 4 :
0-25% sel-selnya berdeferensiasi baik.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan cytology & cervical smears
§
Grade 1 normal cell
§
Grade 2 beberapa cell yang tidak khas yang
menginflamasi yang asli
§
Grade 3 cell yang tidak khas meragukan pada yang
asli, displasia.
§
Grade 4 cell yang tidak khas malignant.
§
Grade 5 cell malignan yang sesungguhnya.
Pap smears yang merupakan deteksi Ca. yang tradisional bila kurang
meyakinkan bisa ditunjang dengan pemeriksaan lain (hendaknya dilakukan satu
kali satu tahun / tiga tahun sekali)
2.
Schliler Test
Vagina
dan cervix diolesi dengan solution dari lugals iodine, test ini dapat dilakukan
untuk mengetahui apakah lapisan tersebut normal / tidak normal dan dapat
menjadi acuan tempat untuk biopsy.
3.
Coloscopy
Coloscopy
adalah suatu alat seperti microscope berpembesaran rendah dan terdapat sumber
cahaya digunakan bila hasil pap smears (+), biasanya yang dinilai dalam
coloscopy yaitu:
§
Pola pembuluh darah
§
Jarak antar kapiler
§
Pola permukaan jarum
§
Kegelapan ringan
§
Batas-batas lesi
4.
Radioaktive Phsporus
Dengan
menggunakan probe scintillometer untuk scan cervix.
5.
Enzime Test
Produksi
dari Posphogluconate dehidrogonase dan enzyme lain termasuk dalam carcinoma in
situ dan kondisi malignant yang lain
6.
Biopsy pada Cervix
Digunakan
untuk menegakkan diagnosa, dilakukan bila :
§ Ulangan periksaan sitologi papsmears grade
3,4,5.
§ Ada lesi pada cervix
§ Schilers test ditemukan epitelium abnormal
§ Pada coloscopy ada anjuran untuk biopsy
§ Ada enzime aktif dari cervix.
F.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Iritasi kronis
2. Faktor lingkungan ; bahan kimia
3. Radiasi ionasi
4. Tembakau
5. pencemaran kimiawi
6. Nutrisi
7. Alcohol
8. perilaku sexual
9. Virus
G.
PENCEGAHAN
1.
Personal Higiene yang baik, terutama daerah genitalia
2.
Penggunaan obat yang terkontrol
3.
Gaya
hidup yang baik
4.
Circumcici bagi pasangan
5.
lingkungan yang baik
6.
Pap smears atau cervical smears
§ Untuk wanita yang aktiv sexualitasnya,
satu tahun sekali.
§ Untuk wanita yang biasa, mulai umur 18
tahun, tiap 2 tahun sekali.
|
|
|
|
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menururt Lynda Juall Carpenitto, 1998 ;
1.
Ansietas berhubungan dengan Hospitalisasi dan ketidak
pastian tentang hasil yang diharapkan.
2.
Berduka berhubungn dengan kehilangan fungsi tubuh dan
efek Ca yang dirasakan pada gaya
hidup.
3.
Perubahan pola seksualits berhubungan dengan perubahan
anatomis, nyeri, perubahan citra diri.
4.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah sekunder terhadap penyakit dan pengobatan
5.
Ketidak berdayaan berhubungan dengan ketidakpastian
tentang prognosis dan hasil pengobatan Ca.
6.
Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan
pilihan-pilihan modalitas perawatan
7.
gangguan konsep diri berhububgan dengan perubahan
anatomi sekunder terhadap Ca.
8.
Distres spiritual berhubungan dengan konflik yang
berpusat arti kehidupan sekunder terhadap Ca.
9.
Perubahan pada membrane mukosa oral berhubungan dengan
efek khemotherapy.
10. konstipasi
klonik berhubungan dengan efek khemotherapy.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Intervensi tujuan
Klien memiliki koping mekanisme yang
positif.
Intervensi tindakan:
a. Kaji tingkat kecemasan klien
b. Alihkan perhatian klien (berdoa, menonton
televisi, membaca buku)
c. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa
semuanya adalah cobaan dari Tuhan.
d. Tenangkan klien dan beri rasa aman.
e. Dengarkan keluhan klien.
f.
Beri pendampingan dan support pada klien
2.
Intervensi tujuan
Klien dapat menerima keadaannya dan
mengembangkan nilai positif pada dirinya.
Intervensi tindakan:
a. Beri motivasi klien agar tidak putus asa.
b.
Beri alternativ pemecahan masalah yang baik
c.
Lakukan komunikasi therapeutic yang efektif dengan
klien dengan melibatkan keluarga.
d. Dengarkan permasalahan klien secara
empati.
3. Intervensi tujuan
Klien dan pasangannya dapat memahami bahwa
seksualitas tidak hanya terbatas aktivitas fisik
Intervensi tindakan:
a. Jelaskan pada klien dan pasangan bahwa
seksual tidak hanya terbatas aktivitas fisik.
b.
Suport suami untuk memberi perhatian dengan penuh kasih
sayang.
c.
Hindari kontak yang bersifat negative.
d. Alihkan kegiatan seksual fisik klien
dengan kegiatan seksual psikologis.
4. Intervensi tujuan
Nutrisi klien dapat kembali normal atau
mendekati normal.
Intrvensi tindakan:
a. Kaji nafsu makan klien
b. Beri porsi makan kecil tapi sering dan
menarik.
c. Kaji porsi makan yang dihabiskan
d. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk
perbaikan kondisi fisik.
e. Temani klien saat makan bila diperlukan.
f. Timbang / monitor BB tiap 2 hari sekali
g. Ciptakan lingkungan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri
Fisiology. Bandung
: Elemen.
Carpenitto, Lynda
Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica
Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn
E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and
ginekology of Nurses, English University Press, London
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hinchliff, Sue.
(1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta
Manuaba. (2001). Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC.
Muchtar Rustam.
(1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar